Aswaja sebagai Manhaj al-Fikr PMII

PMII merupakan kominitas atau organisasi mahasiswa yang berbasis keagamaan, para kader-kadernya adalah mahasiswa yang beragama yakni agama Islam. Agama Islam merupakan suatu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Islam merupakan suatu yang sangat memperhatikan cara berprilaku yang baik, dan PMII adalah sebuah organisasi yang tidak bisa dilepaskan dari sifat-sifat yang berbau keislaman.

PMII merupakan organisasi yang lahir dari rahim NU, yang mana NU mengamalkan pemahaman keagamaan dengan corak Ahlussunna Waljamaah sehingga dari proses itulah, PMII menjadikan Ahlussunnah Waljamaah sebagai Manhaj Al-Fikr PMII.

PMII menjadikan Ahlussunnah Waljamaah sebagai Manhaj Al-Fikr artinya, Aswaja dijadikan sebagai metodologi berfikir oleh setiap anggota atau kader PMII. Setiap metode berfikir tersebut didasarkan pada empat prinsip dasar. Pertama, moderat, prinsip ini menekankan pentingnya beerada pada posisi tengah, tidak condong kekanan dan juga kekiri. Sehingga corak pemahamannya selalu tampil pada jalur tengah dalam menjawab tantangan umat.

Kedua, tawazun, yakni sebuah prinsip istiqamah dalam membawa nilai-nilai aswaja tanpa intervensi kekuatan manapun. Sebuah pola pikir yang selalu berusaha untuk menuju kr titik pusat ideal (keseimbangan). Ketiga, toleransi, yakni sebuah prinsip keterbukaan dalam menerima perbedaa. Sikap toleransi ini adalah membebaskan dan melepaskan diri dari sifat egoistik dan sentimen pribadi maupun kelompok.

Keempat, adil, yakni kesetaraan atau keadilan sebuah konsep adanya proporsionalitas dalam mengejawantahkan pemikiran maupun tindakan. Dengan demikian segala bentuk sikap selalu mengedapankan kemaslahatan dengan visi keadilan bersama.

PMII merupakan organisasi kemahasiswaan yang berbasis Islam dan Aswaja sebagai manhaj al-fikr, pergerakan mahasiswa islam indonesia yang terdiri dari empat prinsip dasar yaitu: tawasut, tawazun, tasamuuh, dan taadul.(*)

*Oleh: Ana Mardia, Mahasiswa Aktif IAIN Madura serta Kader PMII Rayon FASYA