Antropologi Kampus
- Pengertian Antropologi kampus
- Tipologi Mahasiswa
Ada kampus pada civitas akademik, baik rektor, pembantu rektor, dekan, dosen,
Pegawai, dan mahasiswa. Semua civitas akademik tersebut satu sama lainnya
saling terkait. Mahasiswa sebagai komponen utama (karena Jumlahnya lebih banyak
ketimbang yang lainnya) yang penting diperhatikan bagi denyut nadi kampus
mahasiswa alang dari berbagai penjuru daerah mempunyai latar belakang dan
karakter yang berbeda-beda.
Sebagai
mahasiswa, mayoritas anggota baru PMII perlu memahami berbagai jenis tipologi
mahasiswa. Dan kira-kira ingin menempatkan dirinya dalam tipe seperti apa. Kita
mecoba melakukan kiasifikasi atas tipelogi mahasiswa, walau ini tidak bersifat
patan karena setiap diri kita bisa
membuat tipologi sesuai dengan
yang kita lihat dan rasakan.
1.
Hedonis: Mahasiswa yang hidup dengan mengikuti
perkembangan zaman gaul. Populer.
2.
Akademis
( Pemikir ): Golongan mahasiswa yang memanfaatkan di kelas sebagai waktu untuk
menimba ilmu.
3.
Aktivis
: Mahasiswa yang ikut dan aktif dalam organisasi.
4.
Apatis:
Sikap acuh tak acuh. tak mau tahu tentang kondisi susial dan politik dikamuus.
5.
Humoris:
Mahasiswa yang memanfaatkan waktunya sebagai masa liburan, mendapatkan
kebebasan dari perhatian orang tua.
6.
Mahasiswa yang selalu rajin masuk. kuliah dan
melaksanakan tugas akademik. mendapat nilai bagus dan cepat lulus.
7.
Mahasiswa agamis. Tipikal mahasiswa
kemana-mana membawa Al-qur'an. berpakaian ala orang Arab, menjaga jarak dengan
lawan jenis.
8.
Mahasiswa santai apa adanva Tipikal mahasiswa
yang tidak banyak berpikir. menjalani kehidupan apa adanya. tidak banyak
memikirkan kuliah.
9.
Mahasiswa
mencari cinta.
10. Mahasiswa jomblo tidak laku-laku.
11. Mahasiswa hits jaman now.
Secara
garis besar tipologi mahasiswa terdiri atas:
1
Mahasiswa Akademis
(kupu-kupu )
Mahasiswa yang hanya memikirkan
dan fokus terhadap nilai kuliah (IP/IPK).
2
Mahasiswa Organisatoris
(kura-Kura)
Mahasiswa yang aktif di
organisasi, melakukan diskusi, rapat segala hal tentang organisasi.
3
Mahasiswa Hedonis
(Kunang-Kunang)
Mahasiswa yang kehidupannya
mengikuti perkembangan zaman. Untuk bersenang-senang saja selama kuliah.
Sebagai anggota dan kader PMII. Maka kita
harus mampu memiliki nilai (PI/PK) yang bagus dalam bidang akademis aktif dalam
organisasi, dan juga sekali kali bersena
senang. Sehingga terciptanya keseimbangan dan keselarasan dalam garis-garis
positif.
- PMII dan Rekayasa Kampus
Dunia perpolitikan mahasiswa yang tak
pernah lepas dari wilayah kampus membuat PMII mau atau tidak mau akan terlihat
dalam pusaran rebutan kekuasaan kampus meskipun diakui ataupun tidak mahasiswa
pada umunya cenderung bersikap apolitis dengan berbagai isu kebijakan birokrat
kampus dar para pejabat mahasiswa, namun tetap saja mahasiswa berpolitik dalam
arti yang lebih luas. Dikarenakan politik memiliki lingkup yang menyeluruh
dalam setiap aspek kehidupan. tergantung sudut pandang masing-masing.
PMII sebagai organisasi ekstra kampus
membina dan mendistribusikan kader-kadernya untuk aktif dalam lembaga-lembaga
kampus. bahkan akan mendorong kader-kader terbaik memimpin lembaga-lembaga
tersebut. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut bagi PMII adalah sebagai ruang
distribusi kader karena di lembaga tersebut kader PMII bisa menempa dan
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya agar lebih maju dan profesional.
PMII memandang lembaga intra kampus
sangat trategis sebagai wahana kaderisasi. Pada umumnya, ada beberapa jenis
lembagi kampus yang memilik otoritas tertentu dalam mengayomi kampus dan
mahasiswa. Yang ada Eksekutif Mahasiswa (BEM). Himpunan Mahasiswa Fakultas
Jurusan HMJ dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKMI) Lembaga-lembaga tersebut bermain
dalam wilayah internal kampus dan kepengurusannya berisikan mahasiswa yang
tercatat masih aktif program studinya. Secara umum ketiga jenis lembaga ini
memiliki modal penting dalam rekayasa kampus. Mau kemana dan bagaimana nantinya
kampus akan dikelola. Lembaga inilah yang akan mewujudkannya adalam tataran
kerja nyata di lapangan.
Dengan menguasai lembaga intra kampus,
PMII akan semakin meneguhkan pegangannya dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa
disegala lapisan baik akademisi. organisatoris hingga preman kampus. Perlu
dingat bahwa Peruuruan Tinggi merupakan salah satu sarana yang dibuat dalam
meningkatkan pembangunan negara secara umum oleh karena itu tak heran bahwa
banyak lahan besar yang diawali dari gerakan lembaga kemahasiswaan ini. Adanya
lapangan bola, internet, pustaka hingga tempat parkir merupakan fasilitas yang
diberikan karena adanya sebuah permintaan yang dalam hal ini diajukan oleh
mahasiswa secara umum dan disampaikan kepada pihak birokrat melalui lembaga
kemahasiswaan jalur komunikasi antara mahasiswa dan birokrat kampus. Ketika
birokrat kampus serta lembaga-lembaga ini tidak mampu berkoordinasi dalam
mengaspirasikan harapan civitas kampus umum. maka akan timbul saling
ketidakpercayaan, stagnansi hingga kemerosotan akreditasi kampus dalam tataran
akademis. fasilitas dan budaya.
Demikianlah paparan
seputar kehidupan perkuliahan. dimana kampus dan mahasiswa berada kampus bisa
menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan aktualisasi dan apresiasinya
sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini merupakan sisi positif yang dimiliki mahasiswa, Kesempatan
seperti ini tentu merupakan sisi positif yang dimiliki mahasiswa. Kesempatan seperti ini tentu tidak dimiliki
mereka yang tidak sempat belajar di kampus.

Post a Comment