Sejarah Negara Bangsa Indonesia


1.     POSISI INDONESIA PADA MASA KOLONIALISME
a.     Masa Kekuasaan VOC
Usaha bangsa Barat untuk mendapatkan benua baru dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol yang ingin mendapatkan rempah-rempah Bartholomeu Dias (1492) dan Vasco daGama (1498) berkebangsaan Portugis berlayar menyusuri pantai barat Benua Afrika akhirnya tiba di Kalkuta. India. Kemudia mereka membangun kantor dagang di Kalkuta dan berdagang di Asia Tenggara. Pada tahun 1512. Portugis masuk ke Maluku sedangkan Spanyol masuk ke Tidore (1521) untuk mencari rempah-rempah.

Pada tahun 1596, pedagang Belanda dengan empat buah kapal di bawah Cornelis de Houtman berlabuh di Banten. Mereka mencari rempah-rempah di sana dan daerah sekitarnya untuk diperdagangkan di Eropa. Namun, karena kekerasan dan kurang menghormati rakyat maka diusir dari Banten. Kemudian pada tahun 1598, pedagang Belanda datang kembali ke Indonesia di bawah Van Verre dengan delapan kapal dipimpin Van Neck, Jacob van Heemkerck datang di Banten dan diterima Sultan Banten Abdulmufakir dengan baik. Sejak saat itu;ah ada hubungan perdagangan dengan pihak Belanda sehingga berkembang pesat perdagangan Belanda di Indonesia. Namun, tujuan dagang tersebut kemudian berubah. Belanda ingin berkuasa sebagai penjajah yang kejam dan sewenang-wenang, melakukan monopoli perdagangan, imperialisme ekonomi, dan perluasan kekuasaan.

Setelah bangsa Belanda berhasil menanamkan kekuasaan perdagangan dan ekonomi di Indonesia maka pada tanggal 20 Maret 1602 Belanda membentuk kongsi dagang VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang dianjurkan oleh Johan van Olden Barnevelt yang mendapat izin dan hak istimewa dari Raja Belanda. Alasan pendirian VOC adalah adanya persaingan di antara pedagang Belanda sendiri, adanya ancaman dari komisi dagang lain. Seperti (EIC) Inggris, dan dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Untuk mendapatkan keleluasaan usah di Indonesia, VOC memiliki hak oktroi, yaitu hak istimewa.

Disamping itu, VOC juga melakukan pelayaran Hongi, yakni misi pelayaran Belanda yang ditugasi mengawasi, menangkap, dan mengambil tindakan terhadap para pedagang dan penduduk pribumi yang dianggapnya melanggar ketentuan perdagangan Belanda. Usaha VOC semakin berkembang pesat (1623) dan berhasil menguasai rempah-rempah di Ambon dalam peristiwa Ambon Massacre.

Pada tahun 1641. VOC berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. VOC selalu menggunakan Batigslot Politiek (politik mencari untung, 1602-1799) dengan memegang monopoli Belanda di Indonesia. Selain itu. VOC menjalankan politik devide et impera, yakni sistem pemecah belah di antara rakyat Indonesia. Perjalanan kongsi dagang VOC lama kelamaan mengalami kemunduran, bahkan VOC runtuh pada tanggal 31 Desember 1799.

b.     Masa Kekuasaan Belanda (Prancis)
Tahun 1807-1811. Indonesia dikuasai oleh Republik Bataaf bentukan Napoleon Bonaparte, penguasa di Prancis (Belanda menjadi jajahan Prancis). Napoleon Bonaparte mengangkat Louis Napoleon menjadi wali negeri Belanda dan negeri Belanda diganti namanya menjadi Konikrijk Holland. Untuk mengurusi Indonesia. Napoleon mengangkat Herman Willem Daendel menjadi gubernur jenderal di Indonesia (1808-1811). Tugas utama daendels adalah mempertahankan Jawa dari serangan Inggris sehingga pusat perhatian Daendels ditujukan kepada pertahanan dan keamanan.

Untuk memeperoleh dana, Daendels menjual tanah-tanah kepada orang-orang swasta. Akibatnya, tanah-tanah partikelirmulai bermunculan di sekitar Batavia, Bogor, Indramayu, Pamanukan, Besuki, dan sebagainya. Bahkan, rumahnya sendiri di Bogor dijual kepada pemerintah, tetapi rumah itu tetap ditempatinya sebagai rumah tinggalnya. Tindakan dan kekejaman Daendels tersebut menyebabkan raja-raja Banten dan Mataram memusuhinya.

Untuk menutup utang-utang Belanda dan biaya-biaya pembaharuan tersebut, Daendels kembali menjual tanah negara beserta isinya kepada swasta. Sehingga timbullah sistem tuan tanah di Jawa yang bertindak sebagai raja daerah, misalnya di sekitar Batavia dan Probolinggo. Kekejaman Daendels tersebut terdengar sampai ke Prancis. Akhirnya, dia dipanggil pulang karena dianggap memerintah secara autokrasi dan Indonesia diperintah oleh Jansens.

c.     Masa Kekuasaan Inggris
Keberhasilan Inggris mengalahkan Prancis di Eropa menyebabkan kekuasaan Belanda atas Indonesia bergeser ke tangan Inggris. Untuk itulah ditandatangani Kapitulasi Tuntang (1811) yang isinya Belanda menyerahkan Indonesia ke tangan Inggris dari tangan Jansens kepada Thomas Stamford Raffles, seorang Letnan Gubernur Jenderal Inggris untuk Indonesia. Oleh karena itu, beralihlah Indonesia dari tangan Belanda ke tangan Inggris.

Adapun langkah-langkah yang diambil Raffles adalah:
1.     Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan,
2.     Para bupati dijadikan pegawai negeri,
3.     Melaksanakan perdagangan bebas,
4.     Melaksanakan lan rente (pajak sewa tanah) dan Raffles menjual tanah kepada swasta,
5.     Menghapuskan perbudakan, dan
6.     Kekuasaan para raja dikurangi.

Di Yogyakarta, Pangeran Notokusomo diangkat sebagai Paku Alam (1813). Akibatnya, Mataram Yogyakarta pecah menjadi dua, yakni Kasultanan Yogyakarta di bawah HB III dan Paku Alaman di bawah Paku Alam I. Pada taggal 13 Agustus 1814, di Eropa ditandatangani Perjanjian London oleh Inggris dan Belanda yang isinya Belanda memperoleh kembali sebagian besar adaerah koloninya, termasuk Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 1816. Raffles meinggalkan Indonesia dan Belanda kembali berkuasa di Indonesia.

d.     Masa Kekuasaan Pemerintah Belanda
Pada tahun 1830, pemerintah Belanda mengangkat gubernur jenderal yang baru untuk Indonesia, yaitu Van den Bosch, yang diserahi tugas untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor, seperti tebu, teh, tembakau, merica, kopi, kapas, dan kayu manis. Dalam hal ini, Van den Bosch mengusulkan adanya sistem tanam paksa.

Tujuan diadakannya tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, guna menutupi kekosongan kas nnegara dan untuk membayar utang-utang negara. Pelaksanaan tanam paksa diselewengkan oleh Belanda dan para petugasnya yang berakibat membawa kesengsaraan rakyat Bentuk penyelewengan tersebut misalnya, kerja tanpa dibayar untuk kepentingan Belanda (kerja rodi) kekejaman para mandor terhadap para penduduk, dan eksploitasi kekayaan Indonesia yang dilakukan Belanda.

Melihat penderitaan rakyat Indonesia, kaum humanis Belanda menuntut agar tanam paksa dihapuskan. Tanam paksa memngharuskan rakyat bekerja berat selama musim tanam. Penderitaan rakyat bertambah berat dengan adanya kerja rodi membangun jalan raya, jembatan, danwaduk. Selain itu, rakyat masih dibebani pajak yang berat, sehingga sebagian besar penghasilan rakyat habis untuk membayar pajak. Sementara itu, di pihak Belanda, tanam paksa membawa keuntungan yang besar. Praktik tanam paksa mampu menutup kas negara Belanda yang kosong sekaligus membayar utang-utang akibat banyak perang. Akhirnya, tanam paksa dihapuskan, diawali dengan dikeluarkannya undang-undang (Regrering Reglement) pada tahun 1854 tentang penghapusan perbudakan.

Tanam paksa benar-benar dihapuskan pada tahun 1917. Sebagai bukti kewajiban tanam kopi di Priangan, Manado, Tapanuli, dan Sumatera Barat dihapuskan. Setelah tanam paksa dihapuskan, pemerintah Belanda melaksanakan politik kolonial liberal di Indonesia dengan memberikan kebebasan  pada pengusaha swasta untuk menanamkan modal di Indonesia. Namun, pelaksanaannya tetap menyengsarakan rakyat karena kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan semata-mata untuk kepentingan kolonial Belanda. Belanda tetap melaksanakan cara-cara menguasai bangsa Indonesia dengan perjanjian, perang, dan pemecah belah.

Pelaksanaan politik kolonial liberal ternyata banyak mendatangkan penderitaan bagi rakyat terutama buruh sebab upah yang mereka terima tidak seperti yang tertera dala kontrak. Akibatnya, banyak buruh yang melarikan diri, terutama dari Deli, Sumatra Utara. Dari kenyataan di atas jelas Belanda tetap masih melaksanakan usaha menindas bangsa Indonesia.

2.     PENGARUH EROPA TERHADAP GAGASAN NEGARA BANGSA INDONESIA
Masuk pada abad ke-20. Paham baru yang berkembang di Eropa, seperti nasionalisme, demokrasi dan liberalisme masuk ke Negara Asia-Afrika. Pengaruh paham baru mebuka pola pikir rakyat Indonesia untuk menggunakan kemapuannya melawan ketidakadilan dan perampasan hak atas bangsa sehingga ada kebangkitan melawan penindasan penjajah untuk mewujudkan hidup yang merdeka.

Bentuk organisasi pergerakan nasional Indonesia yang muncul akibat pengaruh paham baru anatara lain sebagai berikut:
a.     Budi Utomo (20 Mei 1908)
Kebangkitan Nasional di tandai lahirnya Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo Suradji, Gunawan Mangunkusumo, yang waktu itu sebagai mahasiswa Stovia (kedokteran Jawa). Sbagai perintisnya adalah Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Ia mendirikan studi  fonds (dana pelajar) guna membiayai pelajar yang tidak mampu. Itulah sebabnya Budi Utomo di sebut organisasi social perintis pergerakan nasional. Budi Utomo juga bergerak pada bidang social, ekonomi dan kebudayaan. Tujuan Budi Utomo adalah: kemajuan bagi Hindia (Indonesia) atau kemajuan yang harmonis bagi nusa dan bangsa. Pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan kongres pertama di Jogjakarta, hasilnya sebagai berikut:
1)  Budi Utomo tidak berpolitik.
2)  Kegiatan Budi Utomo di tujukan pada bidang sosial, budaya dan pendidikan.
3)  Budi Utomo ruang geraknya terbatas Jawa dan Madura.
4)  Di putuskan Tirto Kusumo, Bupati Karang Anyar sebagai ketua Budi Utomo pusat.

b.     Sarikat Islam (1912)
Pada tahun 1911 di Lawean Solo berdiri organisasi Serikat Dagang Islam (SDI), dengan ketua Haji Samanhudi. Karena dorongan untuk memajukan perdagangan Islam untuk menyaingi pedagang China, maka banyak yang ingin masuk SDI, sehingga atas anjuran HOS Cokroaminoto, pada tahun 1912 di bentuklah Serikat Islam. Faktor pendorong di dirikan SI sebagai berikut:
1.    Faktor ekonomi, yaitu memperkuat diri menhadapi pedagang China karena pedagang China melakukan praktek monopoli (menguasai perdagangan dengan cara ia pedagang satu-satunya).
2.    Faktor agama, yaitu memajukan agama Islam karena para Zending (berasal dari kaum penjajah) semakin meningkatkan gerakan penyebaran agam Kristen untuk meningkatkan gerakan penyebaran agama Kristen untuk mempengaruhi para pedagang pribumi.

SI merupakan organisasi yang bersifat ekonomis, dengan mendasarkan pada aspek religius Islam, dan SI bukan organisasi yang bersifat politik. Meskipun bukan organisasi yang bersifat politik namun SI lebih sering terlihat dalam hal yang beraspek politik. Misalnya menentang bentuk-bentuk diskriminasi serta membebaskan rakyat dari penindasan dan pemerasan kaum penjajah. Di Jakarta anggota SI waktu itu mencapai 12.000 orang.

Pada tahun 1921 SI mengadakan kongres keempat di Surabay, oleh karena kemasukan aliran sosialis Semaoen dan Darsono, akibatnya SI pecah menjadi 2 yaitu:
1.    SI putih yaitu SI yang tetap berlandaskan pada asas perjuangan Islam di pimpin oleh, Hj. Umar Said Cokroaminoto. Tahun 1923 SI putih berubah menjadi Partai Sarikat Islam (PSI) dan tahun 1930 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
2.    SI merah yaitu, kelompok SI yang berhaluan Marxisme. Dipimpin oleh Semaun dan Darsono kelompok ini dalam perjuangannya, lebih bersifat radikal. Dan akhirnya kelompok ini menanamkan dirinya Sarikat Islam.

c.     Indische Partij/IP (1912)
IP di dirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh tiga serangkai yaitu Dr. E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo Setyabudi). Tjipto Mangunkusomo, dan Suwardi Suryaningrat. (Ki Hajar Dewantoro), tujuan IP berdasarkan asas nasionalisme (kebangsaan):
1.    Mempersatukan seluruh bangsa Indonesia
2.    Mencapai Indonesia merdeka.
Tahun 1913 pemerintah Hindia Belanda merencanakan mengadakan perayaan ulang tahun ke-100 kemerdekaan negeri Belanda dari jajahan Prancis. Menanggapi rencana ini maka di Bandung oleh beberapa tokoh pergerakan di bentuk sebuah komite yang di kenal dengan nama  Komite Bumiputera. Komite ini bermaksud mengirim telegram kepada ratu Belanda. Isi telegram tersebut antara lain sebagai berikut:
1.    Di cabut pasal III Regeerings-Reglement.
2.    Agar dibentuk majelis perwakilan rakyat yang sejati.
3.    Perlu adanya kebebasan berpendapat di daerah jajahan.

Suwardi Suryaningrat, salah seorang pemimpin komite Bumi Putra menulis sebuah karangan yang berjudul Als ik een Neederland Was (sekiranya aku seorang Belanda), yang berisi tentang sindiran, yang cukup tajam atas ketidakadilan pemerintah colonial Belanda terhadap aerah jajahan. Tjipto Mangunkusumo menghantarkan kritik terhadap Belanda dan menulis karangan yang berjudul “kekuatan atau ketakutan”, di muat di harian De Espres dan berisi tentang kritik terhadap tindakan Belanda yang sewenang-wenang dan tidak demokratis. Douwes Dekker menulis kritikannya dengan judul “Pahlawan kita Dr. Tjipto Mangunkusumo dan RM. Suwardi Suryaningrat”. Akibat kritik-kritik tersebut Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusomo dan Suwardi Suryaningrat pada bulan Agustus 1913 di tangkap dan di buang ke negeri Belanda.

Setelah tokoh IP di buang ke Belanda aktivitas pengikutnya mulai melemah dan nama organisasinya berubah menjadi partai Insulide. Asas dan program umumnya adalah mengembangkan nasionalisme Indonesia dengan memperkuat cita-cita persatuan bangsa. Agar semangat itu tumbuh maka para anggota harus menyebut dirinya Indiers (artinya orang-orang Hindia atau Indonesia), tetapi perkembangan partai Insulinde lambat dan kalah cepat dengan perkembang SI.

d.     Muhammadyah (1912)
Muhammadyah berdiri pada tanggal 18 November 1912 di Jogjakarta, oleh K.H. Ahmad Dahlan. Tujuan Muhammadyah yaitu untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam agar terwujud masyarakat utama adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Dalam kegiatannya, Muhammadyah menekankan gerakannya pada sosio religious.
Tujuan Muhammadyah antara lain sebagai berikut:
1)     Mengembalikan ajaran Islam secara murni menurut al-Qur’an dan al-hadits.
2)     Menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk hidup sesuai ajaran agama Islam.
3)     Memajukan pendidikan dan pengajaran yang berdasarkan agama Islam.
4)     Berusaha meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat secara umum dan umat Islam pada khususnya.
5)     Menyantuni anak-anak yatim piatu.
6)     Menyelenggarakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

e.     PKI (Partai Komunis Indonesia, 1920)
Di Indonesia paham Marxisme-Sosialisme mulai di bawa oleh seorang pemimpin buruh dari negeri Belanda yang bernama HJF. M. Sneevliet, dia adalah anggota dari SDAP (Social Democratische Arbeiders Partij) atau partai buruh social democrat. Pada tanggal 9 Mei 1914 atas prakarsa Sneevliet dengan dukungan orang-orang sosialis seperti JH. Brensteder, P. Bregsma, dan HW. Dekker. Maka di bentuklah organisasi Marxisme-Socialisme yang di beri nama ISDV (Indische Social Democratische Vereeniging). Tokoh Indonesia yang ikut memimpin ISDV adalah Semaun dan Darsono, tujuannya adalah untuk menyebarkan paham sosial demokratis dengan membangun perasaan revolusioner bagi bangsa Indonesia, dan untuk membangun gerakannya ISDV pada tahun 1915 menerbitkan majalah Het Vrije Woord ternyata ISDV tidak berkembang masalahnya ISDV tidak mengakar dalam masyarakat.

Oleh karena itu para pemimpin ISDV mencari organisasi yang cukup berakar di dalam masyarakat, dan pilihannya jatuh ke SI. Dengan cara infiltrasi (menyusup) anggota ISDV mulai menjadi SI dan sebaliknya. Ada dua sebab ISDV begitu cepat melakukan infiltrasi ke SI yaitu:
1.    CSI (Central Serikat Islam) badan koordinasi pusat yang sangat lemah.
2.    Kondisi kepartaian waktu itu kemungkinan anggota lebih dari 1 partai.
Pada tanggal 23 Mei 1920, ISDV ganti nama menjadi partai Komunis Hindia dan pada bulan Desember 1920 ganti nama menjadi partai Komunis Indonesia (PKI).

Tahun 1919 di lingkungan komunis dunia telah di bentuk kominter (komunis internasional) yang berpusat di Moscow. Tanggal 24 Desember 1920 di adakan kongres istimewa PKI. Dalam kongres itu disepakati bahwa PKI bergabung di dalam komitmen.

Tahun 1926 PKI melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah colonial belanda. Di pimpin oleh Alimin Sarjono dan kawan-kawan. Pada tanggal 13 November 1926 meletus pemberontakan PKI di Jakarta. Pada tanggal 1 Januari 1927 behasil di padamkan oleh Belanda. Akibat pemberontakan di Sumatra Barat, puluhan ribu rakyat (termasuk juga patriot yang di hasut PKI) di tangkap dan di buang ke Tanah Merah, Digul, dan Irian Jaya. Dan PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang.
v  Dampak ISDV
1.     Menangkap Snevliet dan mengusirnya dari Indonesia.
2.     ISDV mulai di jauhi masyarakat karena sikap mereka yang seringkali radikal dan membuat jengkel masyarakat.
3.     Pemerintah Hindia Belanda masih trauma akibat pemberontakan komunis pada tahun 1927.

v  Dampak Keseluruhan
1.     Munculnya paham sosialis, demokrasi, nasionalisme dan pan-Islamisme.
2.     Lahirnya pergerakan nasional Indonesia.
3.     Menumbuhkan kesadaran nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia.

3.     POSISI INDONESIA DI ERA PERANG DUNIA II (1939-1945) DAN PERANG DINGIN (1946-1991)
a.     Era Perang Dunia
Sebab Umum Terjadinya Perang Dunia II:
1.     Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia.
2.     Negara-negara maju saling berlomba memperkuat militer dan persenjataannya.
3.     Adanya politik Aliansi (mencari kawan persekutuan)
4.     Adanya pertentangan-pertentangan akibat ekspansi.
5.     Adanya pertentangan faham demokrasi, fasisme, dan komunisme.
6.     Adanya politik balas dendam Jerman terhadap Perancis
Sebab husus Terjadinya Perang Dunia II:
1)     Adanya penyerbuan Jepang terhadap Amerika di Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember 1941
2)     Perebutan kembali kota Danzig yang dilakukan oleh Jerman terhadap Polandia pada tanggal 1 September 1939.

Perang Dunia II di Medan Asia Pasifik di awali oleh Jepang mem-bom secara tiba-tiba terhadap pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika Serikat Pearl Harbour di Pasifik pada tanggal 7 Desember 1941. Jepang dalam waktu singkat melakukan serbuan ke selatan yakni pada tanggal 8 Desember 1941 menyerbu Lapangan Terbang Clark Field dan Lapangan Iba di Pulau Luzon Filipina. Setelah menguasai dua tempat tersebut. Jepang melanjutkan menduduki Hainan, Hongkong, dan Bangkok. Hongkong merupakan pos terdepan bagi Inggris di Asia.

Pada bulan Januari 1942 Jepang menduduki Malaysia, Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Pada tanggal 24 Januari 1942 Jepang menduduki Tarakan, Balikpapan, dan Kendari. Tanggal 3 Februari1942 Samarinda diduduki pasukan Jepang. Pada waktu itu, Samarinda masih dikuasai tentara Hindia-Belanda (KNIL). Dengan direbutnya lapangan terbang oleh Jepang, maka tanggal 10 Februari 1942 Banjarmasin dengan mudah dapat diduduki. Pada tanggal 4 Februari 1942, menguasai Palembang dan sekitarnya. Dengan jatuhnya Palembang, maka Jepang dengan mudah masuk ke Pulau Jawa. Jepang menyerang di Pulau Jawa karena di pandang sebagai basis kekuatan politik dan militer Belanda. Oleh karena itu, gerakan pasukan Jepang baik dari arah barat maupun dari arah timur ditujukan ke Pulau Jawa.

Indoesia dijadikan tempat pertahanan terakhir oleh Jepang karena pada saat itu terjadi pengeboman di kota Hiroshima dan Nagasaki. Selain itu Jepang juga mengalami kekalahan perang terus-menerus dari serangan Sekutu.

Adanya Perang Dunia II secara tidak langsung membawa perubahan kepada kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan negara Indonesia. Pada tahun 1942, Indonesia dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam menghadapi Sekutu. Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah bararti tidak mempunyai hak memerintah Inndonesia, sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.

b.     Perang Dingin (1946-1991)
Perang Dingin terjadi antara tahun 1946-1991 karena konflik ideologi antara Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dengan sekutunya NATO dan Blok Timur (Dunia Komunis) yang dipimpin Uni Soviet beserta sekutu negara satelitnya. Perang Dingin adalah bentuk ketegangan dari konflik-konflik kepentingan, supremasi, perbedaan ideologi, ekonomi, militer, industri, dan masih banyak lagi. Perang Dingin ditandai dengan adanya sikap ketidakpercayaan, kecurigaan dan kesalahpahaman antar Blok Barat dengan Blok Timur. Amerika Serikat dituduh melakukan politik imperialisme untuk mempengaruhi Dunia, sementara Uni Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni terhadap negara-negara demokrasi melalui ideologi komunis. Dalam bidang politik, Perang Dunia II menyebabkan Amerika Serikat dan Uni Soviet yang tergabung dalam pihak sekutu sebagai pemenang dan tampil sebagai negara raksasa (super power) serta berperan sebagai pemenang hegemonia politik dunia. Dan terjadilah perebutan sebagai negara no. 1 di dunia. Dengan adanya perebutan antara kedua negara adikuasa tersebut stuasi politik di dunia kembali tegang dan mengakibatkan perlombaan senjata antara kedua pihak sehingga masing-masing pihak diliputi suasana Perang Dingin. Perang Dingin juga mengakibatkan ketegangan tinggi yang pada akhirnya memicu konflik militer regional.

Pada saat terjadinya Perang Dingin, Indonesia mempunyai kebijakan politik luar negeri “bebas aktif”, Indonesia tidak memihak blok manapun dan aktif mewujudkan perdamaian dunia bersama negara-negara lain dan membentuk Gerakan Non Blok (GNB), bahkan Indonesia pernah menjadi ketua negara-negara non blok di zaman Presiden Soeharto. Pada tahun 1965 Indonesia pernah mengalami pemberontakan komunis lebih condong ke Blok Barat. Indonesia sangat berperan dalam “Balance of Power” di Asia Tenggara sebagai pencetus negara ASEAN. Sikap Indonesia yang non blok ditegaskan dengan tidak mau adanya pangkalan militer Amerika Serikat dan NATO di wilayah Indonesia dan tidak mendukung Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.

Dampak perang dingin terhadap Indonesia yakni Sistem politik-ekonomi Indonesia dibawa pada arus komunisme-sosialisme pada masa Orde Lama. Sedangkan masa Orde Baru berkembang liberalisme-kapitalisme. Dan pada masa akhir dua kepemimpinan tersebut, Indonesia mengambil keterpurukan ekonomi.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.