Usaha Dalam Perjuangan Melalui Nilai-Nilai Keislaman sebagai Implementasi dalam Menggapai Cita-Cita
Perjuangan adalah suatu proses yang sangat patut di apresiasi dimana seorang itu dapat dikatakan sukses apabila dia berjuang dari titik nol sampai seorang itu berdiri tegak serta menggapai impian yang ia capai.
Dalam menggapai cita-cita, seseorang itu hendaklah mempunyai ilmu, dan ilmmu tersebut harus dicari dengan usaha yang sungguh-sungguh. Seseorang jika ingin mencapai cita-cita bukan duduk manis lalu bisa mendapatkan jabatan tinggi atau uang datang sendiri,.
Salah satu tercapainya cita-cita melalui ilmu, tapi kita kembali pada ranah keikhlasan bahwasanya menuntut ilmu itu harus ikhlas karena Allah SWT, bukan karena duniawi semata.
Jika kita melihat konteks perjuangan pada zaman Rasulullah SAW, dari masa krisis moral dan akhlak atau bisa disebut dengan masa Jahiliyah. Rasulullah banyak menghadapi tantangan-tantangan dakwahnya, khususnya di Makkah.
Dalam buku Sirah Nabawiyah, karya Said Ramadhan al-Bhuthy, hlm 70-76, Rasul mempunyai dua strategi untuk menjayakan Islam, yaitu dakwah tersebunyi dan secara terang-terangan.
Cita-cita memang terbesit dalam setiap benak manusia atau mungkin bukan dari benaknya sendiri yakni bisa jadi itu terkadang dorongan orang tua atau juga guru waktu di sekolah dasar dulu. Maka dari itu, penulis sampaikan bahwa prose tidak akan pernah menghianati hasil yang diperoleh, baik itu kecil maupun besar, dengan itulah, kita harus syukuri. (*)
*Oleh: Musrifah, Mahasiswa Aktif IAIN Madura serta Kader PMII Rayon FASYA
Dalam menggapai cita-cita, seseorang itu hendaklah mempunyai ilmu, dan ilmmu tersebut harus dicari dengan usaha yang sungguh-sungguh. Seseorang jika ingin mencapai cita-cita bukan duduk manis lalu bisa mendapatkan jabatan tinggi atau uang datang sendiri,.
Salah satu tercapainya cita-cita melalui ilmu, tapi kita kembali pada ranah keikhlasan bahwasanya menuntut ilmu itu harus ikhlas karena Allah SWT, bukan karena duniawi semata.
Jika kita melihat konteks perjuangan pada zaman Rasulullah SAW, dari masa krisis moral dan akhlak atau bisa disebut dengan masa Jahiliyah. Rasulullah banyak menghadapi tantangan-tantangan dakwahnya, khususnya di Makkah.
Dalam buku Sirah Nabawiyah, karya Said Ramadhan al-Bhuthy, hlm 70-76, Rasul mempunyai dua strategi untuk menjayakan Islam, yaitu dakwah tersebunyi dan secara terang-terangan.
Cita-cita memang terbesit dalam setiap benak manusia atau mungkin bukan dari benaknya sendiri yakni bisa jadi itu terkadang dorongan orang tua atau juga guru waktu di sekolah dasar dulu. Maka dari itu, penulis sampaikan bahwa prose tidak akan pernah menghianati hasil yang diperoleh, baik itu kecil maupun besar, dengan itulah, kita harus syukuri. (*)
*Oleh: Musrifah, Mahasiswa Aktif IAIN Madura serta Kader PMII Rayon FASYA

Post a Comment